Hampir Saja
Kehilangan Sahabat
Setelah olah
raga capek dilanjutin jajan maka-makan terus istirahat dikelas sambil ramai
sendiri itulah kebiasaan anak cewek kelas 9F . Saat pada ramai sendiri , gak
tau sebenernya pada ngerjain April apa? Karena saat itu aku sedang asyik
sendiri bermain permainan yang ada dihpnya April.
Tiba-tiba aja
Widi memberikan aku sebuah bros kerudung milik April . ‘’Sembunyikan ya”kata
Widi sambil membrikan bros itu. Tanpa berfikir panjang aku pakai aja lagian
Aprilkan juga gak tau kalau brosnya yang bawa aku , karena April tahunya aku
sedang asyik mainan hpnya. Entah saat itu April,Widi, dan Liani sedang
memperebutkan apa lagi aku gak tahu juga . Yang aku tahu Cuma, mereka sedang
berebutan dan berkejar-kejaran seperti anak kecil gitu lah intinya.
Ketika April
kelelahan dia duduk disampingku dan melihat brosnya yang aku pakai . ‘’Ita
brosku kamu yang bawa gak bilang tak kira yang bawa Liani”kata April. ‘’La tadi
yang ngasih Widi kok ya aku pakai aja”,jawabku sambil mainan hp dan mencopot
brosnya April . Setelah brosnya aku kasih ke April, April langsung memakainya
dan melanjutkan lagi bermain dengan Liani dan Widi . Sedangkan aku masih duduk
asyik mainan hp. Pada saat waktu pelajaran akan berganti , aku mengajak April
untuk segera berganti baju , karena setelah pelajaran Penjas itu adalah
pelajaran Fisika yang mengajar adalah wali kelas 9F itu sendiri. Jadi aku takut
jika masih memakai seragam olah raga nanti Pak Dwi akan marah. Jadi saat
April,Widi, dan Liani masih asyik bercanda aku maksa-maksa April untuk segera
ganti seragam OSIS yang pada saat itu adalah hari selasa yang jadwalnya memakai
seragam OSIS.
Pada saat April
mengambil seragam OSISnya yang ada dilaci mejanya, aku sudah lebih dulu
berjalan menuju ruang ganti. Sampai diruang ganti aku menunggu April dan Widi.
Karena biasnya aku ganti bersama April dan Widi, tapi ketika kita bertiga masuk
keruang ganti . “Aku gak ganti disini ah, aku ganti bareng Liani diruang ganti
satunya aja”kata April. Akhirnya aku dan Widi pun juga mengikuti April saja dan
ketika sampai diruang ganti. “Aku gantinya entar aja ah belakangan kalian
duluan aja”kata April sambil keluar dari ruang ganti.
Sesudah selesai
ganti aku dan Widi pun duluan kembali ke kelas tanpa menunggu April karena aku
dan Widi merasa April sedang marah dengan kami. Saat dikelas aku bingung
bagaiman caranya mengembalikan hpnya April ke dia. “Ta, pinjem hpnya April
dong”katan Liani yang tiba-tiba menghampiriku. “Ini Li, nanti kamu yang
sekalian mengembalikan ke dia ya!Dia kayaknya marah sama aku”jawabku pada
Liani. Lalu pada saat pelajarang Fisika itu biasanya Pak Dwi mengisi dengan
lelucon. Tetapi saat itu April tidak tertawa padaku ataupun bicara kepadaku.
Padahal biasanya April juga ngomong-ngomong gitu kalau ada lelucon.
Tapi itu beda
gak kayak biasanya. Saat itu aku berfikir,” apa salahku?Kenapa April diam ?Kamu
benar-benar musuhin aku ya?”gumamku dalam hati. Setelah jam pelajaran selesai
April masih tetap diam dan tak bicara sedikit pun padaku. Pada saat pulang.
“LI, April kayaknya bener-bener marah deh sama aku”kataku pada Liani saat jalan
pulang sekolah. “Masak sih Ta, aku bener gak percaya deh kalau April marah sama
kamu,mending lihat aja besok Ta gimana dia”jawab Liani Padaku. “Ya sudah lah
gak usah difikir panajang “jawabku.
Ketika dijalan aku bertemu April , dia tak menyapaku
sama sekali bahkan menoleh saja tidak. Aku dan April seperti orang tidak kenal.
Sesampai aku dirumah . Aku tak sanggup menahan air mataku karena kesedihanku.
April yang marah padaku.Aku gak sanggup jika harus kehilangan April ataupun
April harus selalu diam seperti itu padaku. Aku dengan April teman dekat dari
kelas 7. Keluargaku menganggap April seperti sepupuku. Aku tak bias menahan
kesedihan itu.
Saat akan
menjelang magrib aku mendengar ada suara hp berbunyi dan kulihat hp itu tenyata
ada pesan. Ketika aku buka pesan itu tenyata dari April , aku sangat senang
sekali karena dia mengirim pesan padaku berarti dia tidak marah padaku. Segera
aku buka pesan itu dan aku baca. ‘’Ita maafin aku ya tadi aku gak marah sama
kamu kok , tapi aku marah sama Widi. Saat itu pun aku juga menangis , tetapi
berbeda dengan tadi sekarang aku menangis bahagia karena ternyata April tidak
marah padaku.Lalu segeralah aku membalas peasn dari April tadi. “Iya maafin aku
juga ya pril kalau aku juga salah sama kamu karena aku tadi maksa-maksa kamu
untuk cepat-cepat ganti seragam.” Setealah pesan itu terkirim , aku belajar
sambil menunggu balasan pesan dari April, sudah 1jam lebih dia tidak
membalasnya, apakah April tidak mau memaafkan aku.
Keesokan harinya
saat disekolah aku datang lebih dulu daripada April. Aku datang dengan
Sinanding. Tak lama kemudian April pun datang dia bercakap-cakap dengan
sinanding tetapi aku masih tetap diam saja tanpa berkata apapun dengan April.
Saat jam pertama akan dimulai . “Ta, masak kemarin kaki kananku tuh biru”kata
April memulai perkataan padaku. “La emangnya kenapa to?”jawabku. “La yang
kemarin itu loh kakiku ketatap meja yang natapin Widi”bilang April. “Bukan aku
to?”dengan PDku dan keinginanku untuk meminta maaf dengan April. “Bukan kok
orang yang natapin kemeja itu Widi, waktu kamu udah ke ruang ganti
duluan”bilangnya lagi padaku. “Alhamdulilah tenyata benar April tidak marah
denganku ,perasaanku sangat senang sekali”gumamku dalam hati.
Comments
Post a Comment